Jumat, 15 Desember 2017

Membuat 1 Buku dalam 2 Hari, Sendy Hadiat Merasa Tertantang



Pernahkah terbayang bagaimana sulitnya menuliskan masa lalu yang kelam dan menjadikannya sebuah buku? Apalagi jika buku tersebut dapat dinikmati dan bermanfaat untuk banyak pembaca. Begitulah yang dipikirkan Sendy Winduvitri saat akan menuliskan kisah hidupnya ke dalam buku Menemukanmu dan MenemukanNya. Melalui berbagai rintangan, Sendy akhirnya dapat menuntaskan karyanya melalui Privat Writing Coach.

Melalui launching buku pertamanya pada Minggu (3/12) di Kantor Indscript Creative Bandung, wanita yang lebih akrab disapa Sendy Hadiat ini memaparkan pengalamannya saat menulis buku. Ditulis hanya dalam waktu dua hari, Sendy mengaku jika dirinya mendapat suntikan motivasi dari Indari Mastuti. “Walaupun melalui fase takut, Alhamdulillah saya semakin mantap, melalui PWC dan Indscript dengan tim yang luar biasa hebatnya, buku saya akhirnya jadi,” kata Sendy saat mengaku bisa menghadapi rintangan penulisan bukunya.

Segala sesuatu memang butuh niat dan ketetapan hati karena semua yang terjadi pasti bisa dilakukan atas ijin Allah. “Pertama menguatkan hati, mental, dan jiwa karena menulis biografi butuh hal itu, dan juga mempersiapkan diri saat buku belum terbit dan sudah terbit.” Jawab Sendy saat ditanya perihal pembuatan bukunya.

Buku Menemukanmu dan MenemukanNya berisi perjalanan hidup wanita yang telah mengidap bipolar sejak tahun 2012 ini. Perjalanan hidupnya penuh rintangan, seperti pelecehan, bullying, dan siksaan batin bahkan beberapa kali mencoba bunuh diri, hingga akhirnya dia menemukan Allah di hatinya. Sendy juga menceritakan perihal sahabatnya bernama Dahlia, yaitu kapur barus yang selalu menemaninya.

Mencium aroma kapur barus dapat membuatnya nyaman, bahkan karena bipolar yang diderita berawal dari trauma, hingga sekarang pun Sendy tidak bisa ganti merek barang sesuka hati. Misalnya dia pernah trauma dengan sandal merek swallow maka hingga saat ini Sendy tidak pernah menggunakan merek tersebut.

Sendy merasa harus mengatakan kebenaran meskipun pahit karena belum tentu orang lain memercayainya. Beruntung ada suami yang rela menjadi caregiver dan selalu mendampingi untuk sembuh. Suami Sendy sangat mendukungnya menulis biografi yang membahas masa lalu karena hal tersebut dapat meluapkan emosi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. “Saat menulis buku ini saya mengeluarkan sampah dalam diri, saya juga memikirkan masa depan saya, anak dan suami.” kata Sendy menambahkan.



Sang suami bercerita jika Sendy bisa begadang selama dua hari nonstop jika ada tantangan. Bahkan pengidap bipolar tersebut pernah memberikan uang milyaran kepada orang lain tanpa bukti apapun jika ia sedang dalam masa mania (bahagia). Oleh karenanya, penderita bipolar membutuhkan pendamping yang bisa membantu menghentikan kebiasaan buruknya, melalui diskusi keluarga misalnya.

Satu tujuan utama yang ingin dicapai penulis adalah dia bisa menemukan dirinya dan jujur pada semua orang bahwa itulah dirinya. Sekalipun orang akan meninggalkannya setelah tahu kenyataan, Sendy yakin masih ada Allah yang tidak akan meninggalkannya. Buatnya, lisan akan menjadi doa untuk anak, diri sendiri, dan keluarga.

Acara bertajuk Membuat 1 Buku dalam 2 Hari yang juga disiarkan langsung melalui akun facebook Indari Mastuti ini menarik perhatian beberapa warga sekitar Kantor Indiscript. Beberapa warga ingin menyaksikan seorang Sendy Hadiat menuturkan kisahnya menyusun buku setebal 160 halaman. Tak hanya itu, acara ini juga dihadiri beberapa pegiat literasi dari Bandung dan beberapa anggota dari jaringan Indscript Creative.


2 komentar:

Septarini mengatakan...

Wow... Belum membaca bukunya saja sudah terpesona. Semoga buku tsb merupakan awal untuk datangnya buku2 selanjutnya buat mbak Sendy...

Damar Aisyah mengatakan...

Saya gak nonton pas live-nya, ketinggalan pas gak online.