Minggu, 29 Oktober 2017

Cheesecake Factory vs Richeese Factory

Anda tidak suka keju? Sayang sekali padahal manfaat keju banyak, mulai dari memenuhi kebutuhan vitamin hingga menjaga kesehatan tulang. Mungkin beberapa orang belum menyadari atau tidak terlalu suka dengan rasanya. Padahal jika dikonsumsi setiap hari keju yang mengandung tinggi kalsium dipercaya bisa mencegah osteoporosis.

Pentingnya manfaat keju membuka peluang usaha dalam bidang kuliner. Tidak sedikit restoran atau rumah makan yang menyediakan  keju dalam deretan menu yang ditawarkan, seperti outlet kue khas rasa keju atau restoran bercitarasa keju. Misalnya saja Cheesecake Factory Jakarta yang menyediakan cheesecake sebagai menu andalannya. Berbagai menu cheesecake bisa ditemukan di sini.

Baca juga: Ingin Merasakan Sensasi Keju Luar Biasa?

Ada lagi Richeese Factory dengan gerai mirip resto siap saji, yang menyediakan fried chicken dengan cocolan saus keju yang nikmat. Berbeda dengan Cheesecake Faktory Jakarta yang belum tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, Richeese Factory hampir tersebar di beberapa daerah. Ada 12 lokasi yang dapat dikunjungi untuk menikmati menu ayam special, seperti Bali, Bandung,Cirebon,Garut, Jabodetabek, Malang, Medan, Semarang, Solo, Sumedang, Surabaya, dan Tegal.

Cheesecake Factory Bukan Sekedar Cheese

Berganti nama menjadi Almond Tree, Cheesecake Factory ingin melayani pengunjung dengan aneka produk kue yang tidak hanya berbahan keju. Meskipun sejak awal menyediakan beragam kue, tapi brand cheesecake telah menjadi top of mind pengunjung. Lalu Lal Da Silva, pemilik jaringan Cheesecake Factory, mengubah nama menjadi Almond Tree dengan harapan pelanggan tahu bahwa produk dari cheesecake factory ada bermacam-macam, bukan hanya rasa keju.

sumber: almondtreecakes.com

Spesialisasi Almond Tree semakin beragam, cheesecake, coklat, dan viennoiseries. Menu lainnya seperti  Mango Panna Cotta, Nutty Nutella, Raspberry Chocolate, Summer Mango, dan Chocolate Ball  juga tersedia di sini. Wah, ada Nutty Nutella,jadi bayangin lapisan selai nutella yang tebal, sehingga rasa hazelnut-nya kentara. Pasti nikmat disantap bersama keluarga sambil nonton film favorit. Hehm…

Oiya, dilansir dari Femina Online, Almond Tree juga menyediakan burger, pasta, nasi, dan pizza. Wow, bisa benar-benar kenyang dan puas nih sebelum melangkah pergi.

Yumminya Saus Keju Richeese Factory, Bikin Nagih.

Pertama kali masuk ke restoran cepat saji ini saya merasa tidak asing. Mirip dengan dua resto cepat saji yang telah menjamur di Indonesia. Konsepnya hampir sama, makanannya juga mirip, bedanya di Richeese Factory ada tambahan saus keju sebagai cocolannya. Menariknya lagi ada level kepedasan yang patut dicoba.

Baca juga: Makan Malam Ala Restoran di Central Park

Menu yang paling memuaskan Combo Fire Chicken dan Fire Wings, saya amati banyak pengunjung yang memesan kedua menu ini,ah pasti jadi andalan nih. Jadi mirip lah dengan fried chicken yang lain bedanya disiram BBQ sauce dengan lima pilihan level pedas. Mulai dari level 0 (beginner) hingga level 5 (ultimate). Saya pernah coba yang level satu dan menurut saya itu sudah pedas sekali. Saran aja kalau tidak suka pedas mending jangan pesan diatas level dua. Hehehe
sumber: richeesefactory.com
Nah, perbedaan mencolok dari Cheesecake Factory Jakarta dengan Richeese Factory adalah jenis makanannya, jika cheesecake lebih banyak menyediakan aneka kue sedangkan richeese mengunggulkan fried chickennya.

So,which one your favorite? Hahaha, karena yang saya ulas adalah dua jenis makanan yang berbeda jadi ya tidak bisa dong kalau disuruh milih. Pastinya yang suka cake dan domisili di ibu kota bisa memilih Cheesecake Factory Jakarta untuk menikmati kue dengan cita rasa keju sedangkan penggemar fried chicken bisa memilih Richeese Factory.

Sumber:
https://www.femina.co.id/food-review/dessert-yang-memanjakan-di-almond-tree
https://swa.co.id/swa/trends/marketing/cheesecake-factory-rebranding-menjadi-almond-tree
http://almondtreecakes.com/category/cake-collection


Sabtu, 28 Oktober 2017

Makan Malam ala Restoran di Central Park? TGI Fridays Aja.

Makan Malam ala Restoran di Central Park? TGI Fridays Aja -  Hai teman-teman, pernah ke Jakarta? Saya pernah, sekali. Pengen lagi? Jelas. Tapi kapan? Entahlah, aku hanya bisa berharap ada yang tiba-tiba mengajak saya ke Ibu Kota Indonesia tersebut (syukur-syukur jika naik pesawat). Hohoho. Mimpi di siang bolong deh jadinya. Abisnya setiap kali lihat Tugu Monas di layar kaca, ada penyesalan dalam hati kenapa dulu pas saya mampir Jakarta nggak berkunjung ke icon ibu kota tersebut.

Padahal nih ya, bis yang saya tumpangi sudah parker di dekat Monas, tinggal jalan beberapa menit saja saya malas. Huft, sampai sekarang nggak tahu penampakan asli Tugu Monas deh selain yang ada di televise. Ya mungkin karena saat itu saya belum tahu jika traveling itu menyenangkan dan penting sekali mendokumentasikan kegiatan. Huhuhuuuuuu 😭

Saya bisa ke Jakarta bersama rombongan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) dari Universitas Negeri Malang saat saya kuliah semester lima. Tujuan kami ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta, saat di Bandung saya pun seperti orang udik yang pergi ke kota dan tak penasaran sedikitpun untuk menjelajahinya. Saya hanya turun saat berada di Kemdikbud (saat itu Depdiknas), pasar senin, dan pantai Ancol. Selain itu saya tiduran di dalam bis. Eh iya, waktu makan di restoran saya juga turun dink. Hihihi, lupa. Sayang kan kalau sampai nggak ikut masuk ke dalam restoran, mumpung di Jakarta waktu itu.
sumber: Mbak Katerina

Berbicara soal makan saat berkunjung ke Jakarta, ada teman yang merekomendasikan untuk mengunjungi restoran di  Central Park. Menurut Mbak Katerina pemilik blog travelerien.com, Central Park itu menarik. “Tempat makan enak banyak. Tempat main anak ada. Tempat belanja2 fashion bagus, ada. Tempat nongki2 kece ada. Tempat berfoto yg instagramable ada. Ada Jembatan Soho yg cakep banget buat foto2, apalagi malam. Tempat nginep mewah dg resto yg makanannya enak2 ada. Itu bagiku.... “ ujarnya, saat saya kepo dengan Central Park.

Mbak Rien, panggilannya, mengetahui Central Park sejak diundang dalam acara Asus, dan brand ternama tersebut tiga kali memilih Central Park sebagai lokasi acara dimana artis seperti Syahrini, Nadine, Joe Taslim, Tatjana, Tulus, atau Rizki hadir sebagai bintang tamu.

sumber: Mbak Katerina

Masih menurut Mbak Rien, kalau mau masuk restoran di Central Park pilih TGI Friday aja yang kebetulan travel blogger tersebut sudah pernah merasakan beberapa menunya. Letaknya di lantai dasar Central Park dan selalu ada promo di hari Jum’at, sesuai dengan namanya lah ya.

Baca juga: Batagor dan Siomay, Pengobat Rindu pada Bandung 

Menu makanan restoran di Central Park ini tergolong berat dan agak pricey. Begitu kira-kira informasi yang saya dapat dari ulasan beberapa pengunjung TGI Friday. Restoran yang masuk dalam kategori One of The Best Restaurant in Jakarta ini memang luas, ada area outdoor, indoor,dan bar. Jika memilih meja di outdoor area pengunjung bisa menikmati makan sambil disapa angin sepoi-sepoi dan taman lampu kerlap-kerlip saat malam hari.

Mbak Katarina sedang menikmati makan di TGI Friday (sumber: travelerien.com)

Menunya tergolong berat dengan porsi yang rata-rata besar, jadi meskipun pricey rasanya juga cukup enak. kata Mbak Rien dan kawan-kawan juga gitu, jadi mereka nggak salah pilih tempat makan. Mau tahu menunya apa saja yang ada di TGI Friday? Ada Cesar Salad (lettuce, chicken breast, dan beberapa potong garlic bread), Fish and Chips (fillet dengan tar-tar sauce), Dragonfire Salmon (baked salmon dengan saus kungpao, nasi hijau, brokoli, dan jeruk), BBQ Quarter Chicken (ayam berbumbu dan mashed potato).

Nah, itu dia sedikit cerita tentang Jakarta dan salah satu restoran di Central Park yaitu TGI Friday. Mending kalau ke TGIF pas ada promo aja kali ya biar nggak menguras kantong, hehehe. Semoga ada kesempatan main ke Jakarta lagi dan mampir ke Central Park. Amiin

By the way, kalau kamu udah pernah mampir ke restoran di Central Park? Bagi yuk ceritamu di kolom komentar, terima kasih.

Sumber:
https://pergikuliner.com/restaurants/jakarta/tgi-fridays-slipi
www.travelerien.com


Jumat, 27 Oktober 2017

Batagor dan Siomay, Pengobat Rindu pada Bandung

Batagor dan Siomay, Pengobat Rindu pada Bandung - Siapa yang tidak ngiler jika diiming-imingi pergi ke Bandung?  Kota dengan sebutan Parijs van Java yang terkenal dengan Observatorium Boscha-nya. Bahkan sejak sekolah dasar saya telah menghafalkannya, ditambah tontotan film Sherina yang membuat Boscha semakin terkenal. Tak hanya itu, belum lama ini Kota Kembang itu juga terkenal karena adanya Trans Studio Bandung.

Baca juga: Ayam Suwir Baraci, Sensasi Pedas Menggugah Selera

Saya masih sekali pergi ke Bandung (berharap bisa berkunjung lagi,entah kapan) saat masih berstatus  mahasiswa. Kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) membawa saya dan beserta rombongan dari kampus Universitas Negeri Malang ke Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Namun tak banyak yang saya ingat selain pasar dan udara pagi yang dingin. Waktu itu saya sama sekali belum mengenal kata “traveling” sehingga tidak ada niatan sama sekali untuk mengabadikan moment. Menyesal? Tentu saja dan penyesalan selalu datang terlambat.

sumber: pesonanusantara.com
Nah, setelah puluhan tahun akhirnya saya bisa move on dari Kota Bandung saat saya menemukan sebuah buku yang membuat angan flash back memikirkannya lagi. Dilan: Ini Dilanku tahun 1990, kisah remaja yang saya tuliskan reviewnya disini. Novel Dilan tak hanya menceritakan kisah cinta dua remaja tapi juga Kota Bandung hampir disetiap sudutnya. Gimana nggak baper coba?

Baca juga: Cara Mudah Membuat Mie Ayam Enak

Nyesel juga pas ingat, kenapa dulu pas ke Bandung saya nggak sempat nyobain Batagor Kingsley atau Siomay Bandung. Saya hanya sempat beli peuyeum bandung, sejenis tape singkong, karena saat itu makanan khas Bandung yang saya tahu hanya peuyeum, hihihi. Maklum lah belum punya hape yang bisa internetan. Apalagi beberapa hari yang lalu teman dekat saya posting foto traveling saat berada di Bandung,huhuhu… makin nyesek…

teman saya yang lagi di Farm House Bandung (sumber: @incessachee)
Sekarang, saat sudah punya smartphone yang seperti dukun (bisa tahu apa aja, hahaha), saya belum ada kesempatan mengunjungi Bandung. Padahal mupeng banget dengan Batagor Kingsley, Seblak, dan Bandros. Meskipun makanan tersebut bisa di dapatkan dengan mudah di Kota Malang atau  bisa pesan di aplikasi Pesona  Nusantara, tetap saja pengen makan langsung di kota asal batagor. Ya, kemudahan teknologi membuat kita tak perlu datang jauh-jauh untuk mencicipi makanan khas suatu daerah.

Oiya, kalian udah pada tahu batagor? Batagor singkatan dari baso tahu goreng, tapi bukan baso daging/pentol lho ya. Batagor terbuat dari campuran tepung aci dengan ikan tengiri, digoreng dan dinikmati bersama bumbu kacang yang terasa manis dan sedikit pedas. Lebih nikmat saat ditambah jeruk nipis dan kecap. Hehm…yummy.

Baca juga:  Sate yang Ingin Saya Cicipi Langsung Di Kotanya

Katanya sih Batagor Kingsley, tahunya lebih empuk dan acinya lezat. Saya sih belum pernah mencobanya, cita-cita kalau ke Bandung pengen cobain. Lha buka-buka Pesona Indonesia kok jangka waktunya cumin sehari, takutnya kalau pengiriman dari Bandung ke Malang butuh waktu lebih dari satu hari, bisa basi donk batagornya, hiks. Sabar… sabar…

Untuk mengurangi baper, saya pernah mencoba bikin batagor. Alhamdulillah gagal, acinya terlalu kenyal. Gak masalah yang penting udah berusaha dan mencoba, nggak gagal ya nggak belajar, tandanya saya masih harus mencoba lagi (Semangat!! *selfmotivation). So, saya banting setir aja bikin siomay, yang juga makanan kesukaan saya dan keluarga. Alhamdulillah enak dan bikin nagih. Ini dia resep dan cara pembuatannya.

Bahan Siomay

75gram labu siam kukus, haluskan
125 gram fillet daging ayam,cincang halus
25 gram udang, hilangkan kulit dan kepalanya (boleh diganti tengiri)
4 siung bawang putih, dihaluskan
1 sendok the garam (sesuai selera)
1 sendok the gula pasir (sesuai selera)
2 telur utuh
1 batang daun bawang, diiris halus
150 gram tepung sagu

Bahan saus

250 gram kacang tanah, goreng dan ulek kasar
3 siung bawang putih, digoreng dan dihaluskan
8 buah cabai merah, digoreng dan dihaluskan
100 gram gula merah sisir
1 ¼ sendok the garam
350 ml air hangat
2 sendok the air asam

Bahan pelengkap:

Kukus:

•    8 buah kentang ukuran kecil
•    1 buah tahu cina (tahu putih) potong 4 bagian segitiga, dikeruk tengahnya
•    250 gram kol
Jeruk limau
Kecap manis
Kulit pangsit

Cara membuat:

1.    Campur daging ayam dan udang, bawang putih, garam, gula pasir, dan telur
2.    Tambahkan labu siam dan daun bawang, aduk rata.
3.    Sisihkan ¼ adonan, isi ke dalam kulit pangsit. Masukkan sisa adonan ke dalamtahu. Kukus dalam api sedang.
4.    Saus kacang, aduk rata kacang tanah, bawang putih, cabai, gula merah, dan garam. Tuang air panas sedikit demi sedikit sambil aduk rata. Tambahkan air asam, aduk rata.
5.    Sajikan siomay bersama saus kacang dan pelengkap.

Terobati sudah kekepoan saya akan Batagor Kingsley, dengan siomay enak buatan saya hasil modifikasi resep dari Tabloid Saji. Ya sudah, langsung cobain resepnya. Semoga berhasil ya teman-teman, boleh juga share hasilnya di kolom komentar. Terima kasih

Sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2011/02/08/08222353/nikmatnya.batagor.kingsley
Tabloid Saji

Selasa, 24 Oktober 2017

Cara Mudah Membuat Mie Ayam Enak

Siapa sih yang nggak kenal mie? Makanan berbentuk tipis dan panjang yang sudah dikenal banyak orang. Di Eropa, mie biasa disebut sebagai pasta atau terkenal sebagai noodle dalam bahasa Inggris. Perbedaan bahan baku menyebabkan mie dikenal dalam berbagai istilah seperti bihun (mie dari tepung beras), dangmyeon (mie korea dari ubi jalar), fetucini (mie italia yang gepeng), misoa (mie dari tepung terigu), dan masih banyak lagi. Teman-teman pasti pernah mencoba beberapa varian mie, bukan?

Kalian pernah tahu kalau bangsa Tiongkok sering menyajikan mie saat ulang tahun atau tahun baru, kan? Karena menurut bangsa tersebut mie merupakan simbol kehidupan yang panjang, bentuknya yang panjang dan mudah putus adalah perumpamaan harapan umur panjang.

Mie dapat diolah menjadi beberapa menu. Setiap negara memiliki makanan khas dari mie dengan keunikan rasa masing-masing. Di Indonesia misalnya, ada mie ayam, pangsit, martabak mie, dan olahan mie yang lain. Lain lagi dengan negara Korea yang sangat terkenal dengan ramyeon, mie kuah pedas atau Italia yang memiliki spageti sebagai ciri khasnya.

Dari macam-macam olahan mie yang bervariasi saya paling suka dengan ramyeon dari Korea tapi belum bisa bikin sendiri. Hehehe. Saya pernah membuat mie ayam beberapa kali, kebetulan saat kali pertama membuat mie ayam rasanya cukup enak dan anak-anak suka. Akhirnya ketagihan deh bikin mie ayam enak.

Hasil mie ayam enak buatan saya

Sebenarnya ada sebuah cerita yang nggak pernah bisa saya lupakan berkaitan dengan mie ayam. Waktu itu saya masih SMA dan suka banget dengan mie ayam yang ada di sekolah. Apalagi jika dimakan bareng teman-teman saat istirahat. Meskipun banyak menu yang disediakan di kantin, entah mengapa mie ayam adalah pilihan favorit saya. Untung nasib saya nggak berakhir seperti "operasi usus" yang tersebar di WAG itu ya. hiiii...

Tidak ada resep khusus yang saya gunakan untuk memasak mie ayam. Saya mencoba sekali kok enak, ya saya ingat-ingat terus resepnya. Atau sebenarnya memasak mie ayam memang mudah ya? Hehehe. Berikut saya bagikan resep mie ayam enak kepada teman-teman.

Bahan:
  • 1/2 kg mie telor/mie kering (sesuai selera)
  • Minyak ayam
  • Kecap asin
  • 300 gr dada ayam direbus dan disuwir-suwir (tulangnya untuk kaldu)
  • 3 sdm kecap manis
  • 2 batang daun bawang dirajang
  • 2 lembar sawi
  • Bawang goreng secukupnya.
Bumbu yang dihaluskan:
  • 3 siung bawang putih
  • 5 buah bawang merah
  • 1 sdt ketumbar
  • 2 cm lengkuas
  • 2 cm jahe
  • 1 cm kunyit
  • 4 butir kemiri
  • 1/2 sdt merica+pala
  • Garam, gula, kecap manis, saus tiram secukupnya
utuhkan:
  • 4 lembar daun jeruk, 2 lembar daun salam,
Bahan Kaldu:
  •     2 liter air
  •     1/2 kg tulang ayam
  •     1 sdt garam
  •     1/2 sdt lada bubuk
Cara membuat :
  1. Cara membuat kaldu: rebus air hingga mendidih, masukkan tulang ayam, rebus dengan api kecil hingga kaldu beraroma harum.Tambahkan lada bubuk dan garam.
  2. Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang, masukkan bumbu utuh, masukkan ayam, tumis hingga bumbu menyerap ke dalam ayam,tumis sebentar, angkat, sisihkan.
  3. Masukkan 2 sdm minyak ayam ke dalam mangkok
  4. Rebus mie dan sawi yang telah dirajang hingga matang, angkat dan letakkan di dalam mangkuk yang telah terisi dengan bumbu, masukkan ayam 2 sdm beserta kuahnya.
  5. Taburkan bawang goreng dan daun bawang yang telah dirajang.
Note: Mie ayam enak jika ada minyak ayamnya.

Cara membuat: panaskan minyak goreng dengan api kecil diatas penggorengan, tambahkan 2 siung bawang putih digeprak, masukkan kulit ayam dan lemak ayam, panaskan hingga seluruh minyak keluar dari kulit dan lemak ayam, minyak siap untuk digunakan.

Begitulah cara membuat mie ayam enak yang bisa teman-teman coba. Kalau udah dicoba dan berhasil kabari saya dengan mengisi komentar ya! Good Luck 😍

Senin, 23 Oktober 2017

Sate yang Ingin Saya Cicipi Langsung di Kotanya

Sate yang Ingin Saya Cicipi Langsung di Kotanya - Sate adalah makanan khas yang berasal dari Indonesia. Hampir seluruh wilayah di Indonesia menganggap sate sebagai hidangan terbaik. Mulai dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran mewah menghidangkan sate sebagai makanan khas negara yang terkenal dengan banyaknya pulau ini. Begitu juga di rumah ataupun berbagai perayaan, sate tak jarang menjadi hidangan sebagai santapan yang diminati.

Setiap hari raya Idul Adha misalnya, hampir setiap rumah mengolah daging kurban menjadi sate. Pun saat acara aqiqah, sate kambing tak ketinggalan menjadi olahan utama selain gule kambing. Apalagi jika sate yang dihidangkan empuk dan tidak meninggalkan “selilit” alias daging diantara sela gigi (apa ya bahasa Indonesianya? Hahaha). Nah, kalau bikin sate kambing empuk sih saya punya triknya, sebelum dibakar daging dicelupkan ke air parutan buah nanas. Hohoho. Semakin lama merendamnya semakin empuk tuh daging.

Baca juga: Beberapa Tips Memilih Profesi

Nah, ada beberapa sate yang ingin saya cicipi langsung di kotanya. Memang, saat ini banyak restoran yang menyediakan aneka makanan khas dari berbagai daerah. Tapi entah mengapa saya ingin sekali merasakan langsung bahkan memakannya langsung di tempat asalnya.

Sate Madura

Sejak kecil, sate madura sudah bergaung namanya hingga ke pulau Jawa. Wah, berarti udah lama sekali ya sate madura ada. Dilihat dari namanya, jelas makanan ini berasal dari Pulau Madura, utara pulau Jawa. Berbahan dasar daging ayam atau kambing, sate madura diberi bumbu kacang yang sudah dicampur bawang merah, kecap, dan bawang goreng. Sate madura cocok dimakan dengan nasi putih hangat, lontong, ataupun ketupat. Meskipun di Kota Malang penjual sate madura betebaran, tetap saja saya ingin mencoba langsung sate madura asli di pulaunya. Itu berarti saya harus berkunjung ke kota “sakera” tersebut ya. Hehehe

Sate Ponorogo

Selanjutnya sate ponorogo yang berasal dari kota reog, Ponorogo. Dari semua jenis sate di Indonesia, sate ponorogo dan sate madura paling terkenal. Terbuat dari potongan daging ayam yang direndam dalam bumbu kecap, sate ponorogo disajikan bersama bumbu kacang bertabur bawang goreng dengan irisan cabe dan sedikit perasan jeruk nipis.
sumber: foody.id

Uniknya sate ponorogo hanya terdiri satu atau dua potongan daging saja setiap tusuknya. Berbeda dengan sate lain yang terdapat tiga hingga lima potong. Selain itu sate ponorogo juga melalui proses yang berbeda karena harus direndam dalam bumbu atau dibacem. Makin meresap dong ya bumbu, pastinya makin sedaap.

Sayang sekali saat ada kesempatan ke Ponorogo menghadiri pernikahan teman kuliah, saya belum mampir ke warung sate di Ponorogo. Padahal ingin sekali bisa mencicipinya. 😂

Sate Maranggi

Saat Idul Adha beberapa bulan yang lalu, resep sate maranggi banyak beredar di beberapa grup whats app yang saya ikuti. Bahkan teman saya yang jago masa juga sempat mempraktikkannya, tapi sayang saya tak sempat mencobanya. 😄

For your information, sate maranggi adalah makanan khas Purwakarta. Berbahan dasar daging sapi atau kambing, sate ini disajikan dengan acar sambal tomat, sambel oncom, atau ketan bakar. Hehm, jadi makin penasaran dengan rasa sate maranggi.

Proses pembuatan sate maranggi mirip dengan sate ponorogo yang harus direndam dulu ke dalam bumbu, yang membedakan adalah bumbunya. Sate maranggi menggunakan rempah seperti jahe, ketumbar, lengkuas, kunyit, dengan sedikit cuka untuk memberikan kesan masam.

Sate Klathak

Mendengar nama sate klathak saya penasaran, sayangnya belum sempat mencoba saat berkunjung ke Yogyakarta. Sate klathak terkenal dengan tusuk besinya agar daging kambing yang diiris dengan ukuran besar bisa matang dengan sempurna. Selain hanya dibumbui garam dan merica saja saat dibakar, sate ini biasa disajikan dengan kuah gulai yang kental atau biasanya dengan tongseng/ tengkleng kambing. Hehm… membayangkannya saja air liur tak berhenti menetes. Semoga bisa mencicipinya saat berkunjung ke Jogja. Amiin

Bagaimana dengan kalian? Udah pernah makan sate? Sate apa yang paling kalian suka?